Rabu, 19 Desember
2018 pukul 07.40 s/d 08.35 bertempat di halaman Pemkab Sragen telah
silaksanakan Upacara dalam rangka memperingati hari Bela Negara ke 70 dan
hari Ibu ke 90 sebagai Irup Deddy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen) dan
sebagai Danup Agus Cahyono, SSTP (Lurah Sragen Wetan) sebagai
penyelenggara kegiatan Sekda Kab. Sragen, yang diikuti lk 650 orang.
2018 pukul 07.40 s/d 08.35 bertempat di halaman Pemkab Sragen telah
silaksanakan Upacara dalam rangka memperingati hari Bela Negara ke 70 dan
hari Ibu ke 90 sebagai Irup Deddy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen) dan
sebagai Danup Agus Cahyono, SSTP (Lurah Sragen Wetan) sebagai
penyelenggara kegiatan Sekda Kab. Sragen, yang diikuti lk 650 orang.
Hadir dalam acara
tersebut Deddy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen), Kompol Dwi Retno( Kabag
Sumda mewakili Kapolres Sragen), Kapten Inf Budiyono (Pasi Pers Mewakili Dandim
0725/Sragen), Bambang Widjo Purwanto, SH (Wakil Ketua 1 DPRD Sragen), Pelda
Pian Supiandi (mewakili Dansubdenpom IV/4-1 Sragen), Bambang Widjo
Purwanto, SH.MH (Wakil DPRD Kab.Sragen) serta Tatag
PrabawantoB.MM (Setda Kab.Sragen).
tersebut Deddy Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen), Kompol Dwi Retno( Kabag
Sumda mewakili Kapolres Sragen), Kapten Inf Budiyono (Pasi Pers Mewakili Dandim
0725/Sragen), Bambang Widjo Purwanto, SH (Wakil Ketua 1 DPRD Sragen), Pelda
Pian Supiandi (mewakili Dansubdenpom IV/4-1 Sragen), Bambang Widjo
Purwanto, SH.MH (Wakil DPRD Kab.Sragen) serta Tatag
PrabawantoB.MM (Setda Kab.Sragen).
Sambutan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia yang
dibacakan Irup mengatakan atas berkat rahmat-Nya kita semua dapat kembali
memperingati Hari Bela Negara tahun ini, 19 Desember 2018. Pada hari ini, 70
tahun yang lalu MR Syafrudin Prawiranegara, Kemakmuran RI, mendeklarasikan
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) atas lnisiatifnya melampaui
panggilan tugas yang menjadi tanggungjawab beliau. Upaya politik dan diplomasi
MR Syafrudin Prawiranegara terbukti berhasil mengatasi kekuatan militer penjajah,
dan menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih tetap berdiri
tegak. Sebagai cantoh, di tengah banyaknya tantangan yang melintas batas
ldeologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan naslonal,
bangsa lain telah semakin jauh memasuki era robotik. Alhamdulillah, tahun ini
negara kita sudah memulai langkah dengan merampungkan Road Map Industri 4.0,
RoadMap ini mengakselerasi kesiapan rakyat menghadapi era robotik. Era dimana
ratusan ribu jenis pekerjaan manual akan digantikan dengan teknologi-teknologi
diruptif. Oleh karena itu, wujud Bela Negara di tengah teknologi disruptif
bukanlah larut dalam disruption dan tenggelam dalam teknologi disruptif. Justru
bangsa ini harus sekuat tenaga mempertahankan makna pembangunan berkelanjutan
baik dalam konteks soslal maupun alamiah:.
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia yang
dibacakan Irup mengatakan atas berkat rahmat-Nya kita semua dapat kembali
memperingati Hari Bela Negara tahun ini, 19 Desember 2018. Pada hari ini, 70
tahun yang lalu MR Syafrudin Prawiranegara, Kemakmuran RI, mendeklarasikan
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) atas lnisiatifnya melampaui
panggilan tugas yang menjadi tanggungjawab beliau. Upaya politik dan diplomasi
MR Syafrudin Prawiranegara terbukti berhasil mengatasi kekuatan militer penjajah,
dan menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih tetap berdiri
tegak. Sebagai cantoh, di tengah banyaknya tantangan yang melintas batas
ldeologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan naslonal,
bangsa lain telah semakin jauh memasuki era robotik. Alhamdulillah, tahun ini
negara kita sudah memulai langkah dengan merampungkan Road Map Industri 4.0,
RoadMap ini mengakselerasi kesiapan rakyat menghadapi era robotik. Era dimana
ratusan ribu jenis pekerjaan manual akan digantikan dengan teknologi-teknologi
diruptif. Oleh karena itu, wujud Bela Negara di tengah teknologi disruptif
bukanlah larut dalam disruption dan tenggelam dalam teknologi disruptif. Justru
bangsa ini harus sekuat tenaga mempertahankan makna pembangunan berkelanjutan
baik dalam konteks soslal maupun alamiah:.
Dalam konteks soslal,
kemampuan generasi milenial mengantisipasi kecepatan perubahan dunia tidak
boleh terlepas dari pondasi budaya, kearifan lokal, dan Nllal-Nilal Luhur
Bangsa. Dalam konteks alamiah, penghargaan bangsa kita terhadap
kelestarlan Iingkungan adalah wujud Bela Negara yang sangat penting. Kesadaran
Bela Negara, Nilai-Nilali Luhur Bangsa, kearifan lokal, dan keaslian lingkungan
hidup kita jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat
tergantung ketersediaan alat, koneksi jaringan, dan Iistrik. Semuanya harus
ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap Bangsa Indonesia sejak dini; antara Iain
melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta
Aksl Nasional Bela Negara di berbagai bidang. tidak ada negeri yang
seperti NKRI kita ini. Untuk itu saya mengajak semua elemen bangsa untuk
mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan kita
dengan Aksi Nasional Bela Negara di berbagai bidang.
kemampuan generasi milenial mengantisipasi kecepatan perubahan dunia tidak
boleh terlepas dari pondasi budaya, kearifan lokal, dan Nllal-Nilal Luhur
Bangsa. Dalam konteks alamiah, penghargaan bangsa kita terhadap
kelestarlan Iingkungan adalah wujud Bela Negara yang sangat penting. Kesadaran
Bela Negara, Nilai-Nilali Luhur Bangsa, kearifan lokal, dan keaslian lingkungan
hidup kita jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat
tergantung ketersediaan alat, koneksi jaringan, dan Iistrik. Semuanya harus
ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap Bangsa Indonesia sejak dini; antara Iain
melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta
Aksl Nasional Bela Negara di berbagai bidang. tidak ada negeri yang
seperti NKRI kita ini. Untuk itu saya mengajak semua elemen bangsa untuk
mewujudkan rasa syukur atas anugerah kemerdekaan dan persatuan kesatuan kita
dengan Aksi Nasional Bela Negara di berbagai bidang.
Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perliindungan Anak Republik Indonesia Hakekat Peringatan Hari lbu
(PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama
generasi muda akan arti dan makna Hari lbu sebagai sebuah momentum kebangkitan
bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum
perempuan yang tidak dapat dipisahkan dad sejarah perjuangan bangsa hdonesia.
Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang benejarah itu, PHI ditetapkan
setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur. Bertepatan
dengan PHI ke-90 Tahun 2018 ini telah diusung tema: “Bersama meningkatkan
peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk
kesejahteraan bangsa”.Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi
bangsa Indonesia Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan
PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan
Nawacita sebagai salah satu agenda nasional. Berbagai persoalan sosial saat ini
marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan
dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakukan diskn‘minatif,
dan lainlainnya.
Perempuan dan Perliindungan Anak Republik Indonesia Hakekat Peringatan Hari lbu
(PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama
generasi muda akan arti dan makna Hari lbu sebagai sebuah momentum kebangkitan
bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum
perempuan yang tidak dapat dipisahkan dad sejarah perjuangan bangsa hdonesia.
Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang benejarah itu, PHI ditetapkan
setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur. Bertepatan
dengan PHI ke-90 Tahun 2018 ini telah diusung tema: “Bersama meningkatkan
peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk
kesejahteraan bangsa”.Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi
bangsa Indonesia Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan
PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan
Nawacita sebagai salah satu agenda nasional. Berbagai persoalan sosial saat ini
marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan
dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakukan diskn‘minatif,
dan lainlainnya.