Fondasi Jembatan Plampang, ambrol akibat tergerus arus sungai, menyusul hujan deras di wilayah Gondang pada Selasa (5/3) dan Rabu (6/3). Kerusakan ini berdampak pada penutupan jalan penghubung antara Desa Plosorejo dan Desa Wonotolo, Kecamatan Gondang, Sragen.
Camat Gondang, Catur Sarjanto, sudah melaporkan kerusakan jembatan penghubung antardesa itu ke Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, dengan tembusan ke Wabup, Sekda, Bappeda, DPUPR dan BPBD Sragen.
‘’Karena membahaykan, jembatan itu ditutup,’’ tutur Catur Sarjanto. Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, berniat membersihkan kayu dan sampah yang nyangkut di fondasi jembatan Plampang. Namun karena kondisi jembatan sudah membahayakan, sehingga rencana membersihkan kayu dan sampah dibawah jembatan, Kamis (7/3) dibatalkan.
Kabid Bina Marga DPUPR Sragen, Albert Pramono Soesanto, mengaku sudah mengecek kondisi jembatan di Desa Wonotolo yang mengalami kerusakan. Dikatakan fondasi penyangga bentangan jembatan tergerus arus sungai sehingga rusak. Albert belum bisa memberikan jawaban, apakah jembatan itu akan segera diperbaiki atau tidak. ‘’Anggarannya akan dikonsultasikan dulu,’’ tuturnya.
Kades Wonotolo, Sunarto menjelaskan, fondasi Jembatan Wonotolo itu dibangun tahun 1979 yang konstruksinya belum menggunakan besi cor beton. Saat tergerus arus sungai mengakibatkan fondasi jembatan ambrol, sehingga bentangan jembatan turun ke bawah dalam posisi miring.
Sunarto mengambil keputusan tegas menutup jembatan dengan memberi tanda penghalang dari bambu. Sejumlah pengendara mobil dan sepeda motor dari arah Desa Wonotolo jika hendak menuju Gondang, harus melewati jalan memutar.
Jembatan rusak akibat tergerus hujan lebat, juga menimpa jembatan penghubung antardesa di Desa Jirapan, Kecamatan Masaran, Sragen. Namun jembatan di Desa Jirapan yang mengalami kerusakan itu masih bisa dilewati sepeda motor.